Postingan

AWAS ID AKUN ADSENSE YANG TELAH DIBANNED TIDAK AKAN TERHAPUS LAGI SELAMANYA

Gambar
Terlihat seperti tidak mungkin!  Boro boro di sambung, dihilangkan saja tidak akan bisa lagi? Ya ampun itu terasa sangat tidak adil.  Saya telah memohon akun adsense di masa lalu, ya saya memang melakukannya.  Tetapi bagaimana itu masih tetap ada seperti sampah di akun blog saya padahal telah dibanned dan ditolak?  Saya ingin menghapusnya!  Tidak masalah tanpa iklan, tidak perlu lagi memberi makan blog saya dengan iklan. Itu membuat saya frustasi! Saya membayar domain dan memperbaruinya secara otomatis setiap tahun, dan mengapa saya tidak dapat menghapus notifikasi yang tidak diinginkan sehingga melecehkan saya? Lihat apa yang terjadi di setiap kali Kita mencoba: Masuk kepengaturan Klik saja 'earning' atau 'penghasilan' Jika kalian menemukan publisher ID kalian akan melihat seperti dibawah ini: example of Adsense disapproved account Kalian tidak dapat melakukannya dengan mengklik tautan apa pun ketika Kalian mencobanya kalian akan terkirim ke halaman lain yang akan memb

KISAH BUTIRAN WAKTU

Gambar
Darah dan Airmata.. Kedua laki laki muda berbadan kurus kering nampak berjalan tertatih tatih di tengah hutan yang gelap, gerimis berjatuhan didedaunan masa lalu dan kilatan petir seperti amarah dibelakang mereka. Terlihat jelas salah seorang memapah yang lain yang nampak terluka parah. Pakaian mereka yang berkilau basah terlihat compang camping. Namun sepasang kaki kaki tanpa alas itu terus menapak ketanah berlumpur. Kisah butiran waktu "Yusuf, bertahanlah. Yusuf!!" teriak pemuda berperawakan jangkung berambut cepak yang sedang memapah temannya yang tampak terluka parah "Tentara Jepang itu tidak akan berhenti mengejar dan mencari kita" Tapi tenaga Yusuf temannya berambut hitam ikal dan gondrong itu terlihat semakin melemah. "Aku tak kuat, kaki dan pinggulku sakit" keluh pemuda usia 18 tahun dan berhidung mancung itu lirih. Isa, mencari pohon besar yang terlindung belukar dan menurunkan tubuh Yusuf. Tubuh itu disandarkan kepohon pulai besar. Diantara kilat

BENANG MERAH

Gambar
Andy Weir menulis sebuah cerpen pada tahun 2009, cerpen yang sangat menarik, indah sekaligus menakutkan jika dia bercerita perihal ide realitas hidup kita, semacam multiverse dalam fiksi sains dan fisika. Aku adalah Tuhan dan Kamu sedang dalam perjalanan pulang ke rumah ketika kamu meninggal... Sebuah kecelakaan mobil, sebenarnya bukan peristiwa luarbiasa tetapi kematian tidak pernah memberikanmu pilihan. Kamu meninggalkan seorang isteri dan dua orang anak. Kematianmu itu tidak terlalu menyakitkan, paramedis telah berusaha menyelamatkan hidupmu, tetapi tidak ada harapan, tubuhmu telah hancur, dan itu lebih baik, percayalah kepadaku.... Ilahi - merajut benang merah cinta Dan disana, kamu akhirnya bertemu dengan Aku. "Apa yang terjadi? " kamu bertanya. " Dimanakah aku kini ? "  "Kamu sudah meninggal," Jawabku dengan datar. Dan hal itu jelas bukan seperti yang ingin kamu dengar.  "Apakah tadi aku ditabrak truk?...Sebuah tanjakan.."  "Benar"

GADIS DI BALIK PAYUNG HITAM

Gambar
Aku telah berhenti jatuh cinta sebelum bertemu kamu kembali. Dan tampaknya itu benar. Kamu bukanlah orang asing, dan kamu sebenarnya, pernah begitu dekat denganku, sebagai seorang sahabat. Ketika sebagai seorang remaja sampai setamat sekolah SMA aku harus pergi ke luar kampung mengingat ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan aku melanjutkan pendidikan hingga ke bangku kuliah, aku memang bertemu Nisye, Ratna dan Dila. Mereka semua memutuskan untuk pergi meninggalkan aku karena hidupku yang belum mapan. gadis yang berteduh dibawah payung hitam Aku pernah pamit kepadamu, hanya kepadamu karena ku pikir hanya kamu sahabatku. Walaupun kamu hanya seorang gadis, adik kelasku. Tapi sikapmu yang lebih dewasa dan tegas membuat aku mempercayaimu melebihi teman teman sesama cowok. Tahun pertama aku sampai di negeri seberang, Malaysia. Dan aku mendapatkan berbagai jenis pekerjaan keras. Aku pernah menaiki gedung lantai 80 dan bekerja di sana diantara angin yang berhembus keras, merasa gamang di ke

PERKENALKAN HALAMAN EDITBLOGCERITA

Gambar
Perkenalkan halaman salah satu admin editblogtema sebagai wadah untuk menulis cerita, cerpen, cerbung, opini. Pokonya segala hal terkait tulisan dengan narasi bercerita. Awalnya tentu saja banyak kekurangannya, banyak gak nyambung juga. Akan tetapi ya sudahlah di mulai saja dengan Bismilah.. Template Halaman ini di buat dengan template contempo indie simpel buatan kami sendiri (atau lebih tepatnya hasil desain ulang template bawaan hasil kerja tangan dingin Anissa). Sengaja saya singgung karena editblogcerita tidak lain masih satu domain dengan editblogtema walaupun dengan halaman mandiri yang terpisah. Template ini memiliki navbar dengan hanya tiga menu: Home, Privacy, Cerpen. Nantinya akan kami rombak menjadi: Novel, cerbung dan Cerpen. Template ini memiliki fitur sticky dengan Header dan navbar fixed. Dan slot iklannya default (jika dipasang pada blog yang telah di monetisi). Tampilannya tampak pada gambar berikut: template contempo indie simple  Keren bukan, demonya ya blog ini sen

Waktu Yang berdetak (bagian pertama)

Gambar
BAGIAN I: KELUARGA DI DESA Dimasa penghujung masa remajaku saat masih berusia 19 tahunan, aku hidup disebuah desa yang terletak ditepi sungai gaung, sebuah desa dengan gambaran kritis; air tawar berwarna cokelat teh mengalir dari hilir ke hulu untuk menaikan pasang dan sebaliknya jika sudah sampai kehulu akan kembali mengalir kehilir dan air sungai akan menjadi surut, ketika surut nampak lumpur berwarna abu abu keputih putihan diantara tanaman bakung terapung yang kandas diatasnya, perahu perahu yasng tertambat miring dan kandas dantara batang batang yang sengaja di sorong ketengah oleh penduduk yang suka mendirikan rumah ditepiannya. Setiap rumah memiliki pelantar yang berfungsi sebagai dermaga untuk menambatkan perahu perahu mereka. Aku melewati setiap musim, membantu orangtuaku bertani dan melintasi sungai menuju ke kebun kebun kelapa dengan mendayung atau mengayuh perahu, jika musim panas pasang surut air menjadi ekstrem, sungai seolah kering, tidak mudah melewati anak anak sungai

Bunga mawar Merah untuk Magdalena

Gambar
Dulu dia adalah bunga desa, wajahnya cantik jelita, rambutnya hitam panjang sepinggang, saat itu dia masih SMP kelas 2. Dan aku adalah salah seorang pemujanya. Didunia remaja yang penuh suka dan duka. Aku tahu sekali dia gadis berhati baik selalu menyunggingkan senyuman manis setiap memandang wajah orang yang mengajaknya bicara dan yang paling aku suka adalah tatapan bola mata indahnya yang lekat penuh pesona. Yang paling dia sukai adalah kebun bunga mawar ibunya, dan setiap hari dia merawat dan menyiramnya. Orang tuanya adalah pedagang bunga yang berhasil, bunga bunga dari kebunnya di pesan oleh orang orang dari kota. Tentang bunga mawar Mahdalena pernah mengatakannya kepadaku sewaktu kami berjalan menuju kesekolah kami dipagi hari: "Suatu hari kalau punya rumah sendiri, akan kutanami halamannya dengan mawar mawar merah". Entah mengapa kata katanya itu seperti memberikan semangat dan harapan hidupku walaupun aku bukan pencinta bunga mawar. Aku membayangkan sebuah rumah denga